Terik

Jalan yang lekang telah menutup cahaya kedamaian
pelukan putihpun merangkul ditengahnya canda
aku merajang, mendekat ditengahnya bara api
aku juga ada ditengahnya terik itu
aku berkata tidak untuk mengucap
tapi meredangkan semburan cahayanya
Tatkala itu pula dia merendangkan airnya
dia membasuh seluruh keadaannya
terik kembali muncul ditengah potongan awan biru
aku terdiam,
terjadilah tatkala itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri Populer